Setiap pulang Kampung dimana tempat kelahiran ku di desa, ada sebuah kuliner
masyarakat yang dari kecil hingga sekarang masih bertahan, lokasi berjualan di
brug. Prapatan Banjaratma Brebes, konon nasi pongol Bu Pratin itu turun temurun
dari dua generasi, dari Bapaknya yang bernama Kadam hingga ke anaknya dahulu jaman PG Bnajaratma masih beroprasi. Nasi pongol yang
rasanya sangat berbeda ada kehasan rasa di dalam Nasi dan sambelgoreng tempenya
menurut saya rasanya khas enak banget, dari jaman pabrik gula Banjaratma masih
beroprasi setiap pagi buta sudah buka, mulai pukul 02.00 pagi hingga sesudah
subuh pukul 05.30 biasanya penikmat nasi pongol Bu Pratin adalah masyarakat
kerja malam, sehabis begadang, atau yang kebetulan lewat untuk pergi
kesawah.
Dahulu awal berjualan di tahun 50-an, oleh Bapaknya bernama Kadam, turun ke anaknya Ibu Pratin, dan Bu Pratin meningal dan sekarang di lanjutkan oleh cucunya.
|
Nasi Pongol Bu Pratin |
Nasi Pongol Bu pratin berjualan dengan mengunakan roda, yang dapat
dipindahkan dikarenakan tempat dimana dia berjualan keesokan harinya adalah
jalan ramai dan tempatnya berubah menjadi tempat pangkalan Becak dan kendaraan
angkot yang mengetem.
Menunya tidak hanya Nasi Ponggol saja ada juga wedang bajigur, gorengan
beraneka macam, Nasi Pongolnya di bungkus dengan mengunakan daun pisang
dilapisi kertas Koran, nasinya tidak terlalu banyak hanya sekepal tangan orang dewasa
dan di atasnya di bumbuin dengan Sambel goring tempe yang khas rasanya.
Terkadang dengan sarapan nasi ponggol itu satu orang bisa menghabisakan 1-2
ponggol, itu lebih dari cukup untuk mengenyangkan perut disaat sehabis
begadang, dan jangan lupa minumanya Wedang Bajigur hangat yang dicampur kolang-kaling,
top pokoknya, dan makanan penutup gorengan tapi itu hanya pelengkap saja.
|
Nasi Pongol |
|
Harganya sangat murah, dulu waktu kecil saya pernah beli satu ponggol hanya
Rp.100 perak tahun 1985, sekarang harganya Rp. 2500, - bajigurnya hanya Rp.
1000,- dan gorenganya Rp. 1000,- dapat 3 gorengan. Perubahan harganya tidak
signifikan. Rasanya tetap sama dari dulu hingga sekarang, bagi saya ngangenin. Cukup satu bungkus buat saur di bulan ramadhan ini, hingga sore saatnya berbuka.
|
Nasi Pongol |
|
Nasi Pongol |
Sekarang Pabrik PG Banjaratma telah bangkrut, dan aktifitas menjadi sepi
karena yang meramikan tempat tersebut adalah para pekerja pabrik yang hilir
mudik tidak berhenti dikala masa panen tebu tiba Pabrik beroprasi, kereta uap peninggalan Belanda mondar-mandir narik tebu dari ladang, di tambah dengan aktifitas
masyarakat yang mayoritas petani bawang merah. Pada saat itu aktifitas
masyarakat dimalam hari sangat ramai perekonomian hidup dengan adanya Pabrik Gulatersebut, tetapi sekarang yang tertigal hanya puing- puing Pabrik yang rusak
sepi tidak terurus dan sebagian gedung sudah rata dengan tanah. Pabrik
peninggalan Kolonial Belanda.
|
Prapatan Banjaratma |
Prapatan Banjaratma, perbatasan antara Desa Petunjungan untuk arah selatan
dan arah ketimur jalan menuju Desa Dukuh Ringin, dan Pengasinan sedangakan arah
barat kearah Desa Sipelem, dan ke utara Desa Banjaratma itu sendiri. KlampokKlampok
Brebes. Nasi Ponggol Bu Pratin, sebelah utara di bibir sungai.