BANJARATMA BREBES. Tahun ini perjalanan sunguh nyaman, dengan liburnya anak
sekolah jalanan sangat lenggang. Kecepatan kendaraan lancar dengan kecepatan
yang cukup untuk memacu motorku. Bandung Brebes di tempuh hanya 6 jam dengan istirahat
rata-rata 15 menit, dan dilakukan hampir 5 kali istirahat untuk memulihkan tubuh
agar segar kembali dan menghilangkan rasa kantuk.
Kampungku tidak kalah ramai dengan kota, semua fasilitas dan
tempat belanja tersedia himgga malam. Desa kecil yang sunguh ramai, dari
Bandung sebelum subuh sampai di kampong masih terasa aroma paginya, melintasi
pesawahan yang dipenuhi tanaman bawang merah dan cabai pemandangan indah
paktani terlihat sibuk dengan aktifitasnya, aroma yang langka aku dapatkan di
kota.
Setelah beberapa lama mendekati kampungku terlihat jalanan tersendat
penuh sesak pasar pagi yang masih ramai penjual dan pembeli masih bertransaksi
jual beli, kemacetan pun menghambat perjalanan, laju motorku melambat pelan
memasuki jalan menuju rumah.
Sesampainya di pintu pelataran pemendangan yang biasa Abah lakukan
tiap pagi kopyah dan baju Batik, dan sarungnya yang selalu beliau kenakan ia sedang
duduk disebuah amben kursi yang terbuat dari bambu dan ditemani segelas
teh tubruk hangat, rasanya sangat lengakap dan hati ingin bergabung
menikmatinya tak ketingalan singkong rebus sebagai cemilanya.
Kuparkir motorku
akupun bergabung bersama abah dan ibuku langsung menyuguhkan segelas wedang, the
tubruk kental sambil bercengkrama melepas rasa kangen, kuteguk teh tubruknya
dan wow … mataku langsung melek edun… pokonamah … mantap.
Pasar Banjaratma yang posisinya di desa Petunjungan. Sangat ramai
aku bersama Anak dan istriku tak ingin melewatkan momen pagi jalan-jalan
berharap ada sesuatu yang ingin kita beli, sambil menelusuri sempitnya pasar berjubelnya
pedangang kebetulan saat itu pasar sedang ramai-ramaninya Prebegan
istilah di kampungku selain Wagean yang di adakan seminggu sekali setiap
pekannya. Tetapi kalo prepegan hanya setahun sekali dan terjadi sebelum lebaran
atau idulfitri tiba.
Penjual Bunga dan perlengkapan lebaran tersedia. Sesaat
teringat masa-masa kecilku di sana, penjual petasan bebas menjual petasan
kembang api dan petasan yang berbahayapun di perjualbelikan, seakan tidak
adanya larangan yang di anjurkan pemerintah, dijual bebas menambah kemeriahan
pasar.
|
Penjual Bunga Lebaran Pasar Banjaratma |
|
Penjual Bunga Lebaran Pasar Banjaratma |
Saat siang hari suhu meningkat matahari menyengat hawa panas
dan lembab menjadikan suhu tubuh dipaksa menyesuaikan. Berbeda dengan malam
hari dinginnya luarbiasa terpaksa baju hangat harus dikenakan saat berada
diluar rumah.
Liburan lumayan lama ditambah cuti bersama menjadikan lebih
santai dan menjadi betah engan untuk kembali ke Bandung. Rasa malas pulang
kembali ke Bandung mengingat Fantura yang panjang dan menjenuhkan. Juni 2015
|
Dukuh ringin |
|
Pasar Banjaratma |
|
Pasar Banjaratma |
|
Pasar Banjaratma |
|
Puskesmas Siwuluh, Pasar Banjaratma |
Puskesmas.
|
Pasar Banjaratma |
|
Pasar Banjaratma |
|
Pasar Banjaratma |
|
Pasar Banjaratma |
|
SMP Muhammadiyah Banjaratma |
SMP Muhammadiaya.
|
Bapak Tamun |
0 comments:
Post a Comment